Minggu, 01 September 2013

Indonesia Siap Kembangkan Teknologi Nano untuk Industri





 Departemen Perindustrian (Depperin) telah menyusun road map pengembangan teknologi nano untuk kebutuhan industri selama 15 tahun ke depan. Saat ini teknologi nano sudah dikembangkan di beberapa industri lokal seperti tekstil, makanan, keramik namun masih menggunakan lisensi Jepang dan AS.
Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Departemen Perindustrian Dedy Mulyadi saat ditemui di gedung DPR, Rabu (24/6/2009).
Teknologi nano merupakan teknologi rekayasa partikel yang sudah banyak dikembangkan oleh negara maju. Teknologi ini berbasis olah partikel dengan tujuan mengefisiensikan pemanfaatan bahan baku, inovasi teknologi dan lain-lain.

Sayangnya Indonesia sekarang ini belum banyak mengembangkan sendiri teknologi tersebut sehingga harus masih membeli lisensi ke asing.
“Setelah kabinet baru ini,  kita akan bangun balai khusus untuk pengembangan teknologi nano,” katanya.
Saat ini kata Dedy, Indonesia sangat jauh tertinggal dengan negara-negara Asia lainnya seperti India dan China yang sudah cukup maju mengembangkan teknologi nano. Padahal Indonesia telah memiliki 100 lebih doktor bidang teknologi nano jebolan dari Amerika dan Jepang.
Dengan dibangunnya balai khusus teknologi nano diharapkan hasil-hasil penelitian dibidang nano bisa lebih banyak dihasilkan dan bisa diterapkan di industri praktis.
Indonesia, kata Dedy, berpeluang menjadi negara yang bakal sukses mengembangkan teknologi nano karena ditopang oleh sumber bahan baku teknologi nano seperti pasir silika, batu gamping, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
Menurutnya pengembangan teknologi nano bagi industri sangat bermanfaat untuk memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi industri. Ia mencontohkan pengembangan teknologi nano di industri bisa diterapkan dalam pembuatan tekstil katun anti air, plat baja ringan, bahan anti peluru ringan dan lain-lain.
“Karena ada rekayasa partikel maka bahan seperti katun yang menyerap air, bisa dibentuk jadi anti air. Ini yang membuat nilai tambah,” ucapnya.

DI NEGARAmaju,e-mailsudah menjadi identitas digital seperti halnya nomor ponsel.Surat elektronik itu dicek pada pagi dan malam sebelum tidur,di kantor saat bekerja,di laptop,PC,juga melalui ponsel.
Sayangnya, baru seperempat penduduk dunia yang memiliki e-mail karena masih dianggap sesuatu yang luks,ribet,bahkan mahal. Berangkat dari situ, Nokia lantas merilis layanan Nokia Ovi Mail. Misinya, membuat layanan e-mail yang mudah diakses,murah, tidak ribet, dan sudah terintegrasi langsung dalam setiap pembelian ponsel Nokia.
Untuk sementara, layanan Ovi Mail tersedia dalam empat varian ponsel entry level Nokia terbaru, yakni Nokia 2330 classic, Nokia 2323 classic,Nokia 2700 classic,dan Nokia 2730 classic. Keempat perangkat dengan harga di bawah Rp2 juta ini hadir dengan internet siap pakai, memberi kesempatan bagi mereka yang belum memiliki e-mail untuk mengatur dan mulai menggunakan akun e-mail pribadi (nama pengguna@ovi.com) langsung dari ponsel.
Kemudahan melakukan setting e-mail di keempat handset itu ditunjukkan Trisnawan Tjipto, Product Manager Nokia Indonesia, di Warung Daun,Kebayoran Baru,Jakarta, Selasa (2/6). ”Hanya butuh waktu beberapa menit untuk membuat akun di Ovi Mail,” ujar Trisnawan. ”Jadi kini seseorang bisa berbalas e-maildi mana pun,sesuai pergeseran tren di mana mengakses e-mail tak lagi harus di PC, tapi langsung melalui ponsel,” ia menambahkan.
Mengapa harus e-mail? Pertama, kata Trisnawan, e-mail lebih murah karena biayanya diukur per kilobytes (kb). Sebuah e-mail yang setara dengan 6-7 pesan pendek (SMS) hanya berbiaya 5 rupiah.Kedua, tentu saja e-mailakan menjadi solusi kuat sebagai koneksi terhadap pengetahuan, informasi, dan hiburan.Ketiga, e-mail memberikan keleluasaan dalam berkirim ataupun menerima pesan, gambar,dan foto secara cepat.
Karena itu, Nokia tidak mainmain soal ini. Ke depannya, Ovi Mail akan menjadi fitur standar di setiap ponsel Nokia.Ketika empat ponsel terbaru tersebut hadir di wilayah entry level dengan platform Series 40 (S40),itu karena Nokia sengaja menyasar mereka yang belum pernah atau jarang menggunakan e-mail.
”Ponsel berplatform S40 masih terbesar di pasar Nokia. Karena itu Ovi Mail akan jadi next big thing,”kata Trisnawan. Bagaimana dengan mereka yang sudah terlanjur memiliki ponsel Nokia, bisakah menggunakan Ovi? ”Bisa dan support,tapi settingan- nya harus dilakukan secara manual,” ujar Trisnawan. Selain melakukan edukasi lewat media, Ovi Mail juga akan diaktivasi saat pengguna membeli ponsel Nokia agar bisa langsung digunakan.
Mudah dan Murah
Kehadiran Ovi Mail ini melengkapi layanan e-mail Nokia yang sudah ada sebelumnya,seperti Nokia Messaging untuk push mail (mendorong e-mail langsung ke ponsel). Jika push mail digunakan untuk menyaingi penetrasi Black- Berry di ponsel high end, maka Ovi Mail ditujukan untuk mereka yang kurang akrab dengan surat elektronik. Namun, apa saja fasilitas Ovi Mail? Ovi Mail langsung diciptakan melalui ponsel dan sudah diproteksi dari spammaupun virus.
Kapasitas simpan yang tersedia mencapai 1 GB.Fitur drag and drop juga memudahkan pengaturan dan kustomisasi surat elektronik yang masuk atau keluar. ”Bahkan, ada setting low bandwith untuk koneksi internet yang lamban,” papar Trisnawan. Pengguna juga bisa langsung membuka attachment,ataupun melakukan upload file atau gambar hingga 5 MB.
Meski karena keterbatasan teknologi S40,fasilitas unduh (download) dibatasi hanya 100 kb. Nokia 2323 classic dan Nokia 2330 classic serupa tapi tak sama. Berada di kisaran harga Rp750.000- Rp800.000. Nokia 2323 classic dilengkapi radio FM, GPRS, Bluetooth, dan browser internet.
Nokia 2330 lebih lengkap dengan tambahan kamera VGA. Sementara Nokia 2700 classic dan 2730 classic bakal menjadi ponsel entry level paling lengkap. Nokia 2700 sudah mampu menampung memori eksternal hingga 2GB, kamera 2 MP, dan berwarna hitam mengkilat. Sebaliknya Nokia 2730 hadir dengan keypad dof dan sudah dilengkapi akses internet 3G. Belum ada harga resmi untuk keduanya,tapi diperkirakan di bawah Rp2 juta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar