Departemen Perindustrian
(Depperin) telah menyusun road map pengembangan teknologi nano untuk kebutuhan
industri selama 15 tahun ke depan. Saat ini teknologi nano sudah dikembangkan
di beberapa industri lokal seperti tekstil, makanan, keramik namun masih
menggunakan lisensi Jepang dan AS.
Demikian
disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
Departemen Perindustrian Dedy Mulyadi saat ditemui di gedung DPR, Rabu
(24/6/2009).
Teknologi
nano merupakan teknologi rekayasa partikel yang sudah banyak dikembangkan oleh
negara maju. Teknologi ini berbasis olah partikel dengan tujuan
mengefisiensikan pemanfaatan bahan baku, inovasi teknologi dan lain-lain.
Sayangnya
Indonesia sekarang ini belum banyak mengembangkan sendiri teknologi tersebut
sehingga harus masih membeli lisensi ke asing.
“Setelah
kabinet baru ini, kita akan bangun balai khusus untuk pengembangan
teknologi nano,” katanya.
Saat ini
kata Dedy, Indonesia sangat jauh tertinggal dengan negara-negara Asia lainnya
seperti India dan China yang sudah cukup maju mengembangkan teknologi nano.
Padahal Indonesia telah memiliki 100 lebih doktor bidang teknologi nano jebolan
dari Amerika dan Jepang.
Dengan
dibangunnya balai khusus teknologi nano diharapkan hasil-hasil penelitian
dibidang nano bisa lebih banyak dihasilkan dan bisa diterapkan di industri
praktis.
Indonesia,
kata Dedy, berpeluang menjadi negara yang bakal sukses mengembangkan teknologi
nano karena ditopang oleh sumber bahan baku teknologi nano seperti pasir
silika, batu gamping, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
Menurutnya
pengembangan teknologi nano bagi industri sangat bermanfaat untuk memberikan
nilai tambah yang lebih besar bagi industri. Ia mencontohkan pengembangan
teknologi nano di industri bisa diterapkan dalam pembuatan tekstil katun anti
air, plat baja ringan, bahan anti peluru ringan dan lain-lain.
“Karena ada
rekayasa partikel maka bahan seperti katun yang menyerap air, bisa dibentuk
jadi anti air. Ini yang membuat nilai tambah,” ucapnya.
DI
NEGARAmaju,e-mailsudah menjadi identitas digital seperti halnya nomor
ponsel.Surat elektronik itu dicek pada pagi dan malam sebelum tidur,di kantor
saat bekerja,di laptop,PC,juga melalui ponsel.
Sayangnya, baru seperempat penduduk dunia yang memiliki e-mail karena masih
dianggap sesuatu yang luks,ribet,bahkan mahal. Berangkat dari situ, Nokia
lantas merilis layanan Nokia Ovi Mail. Misinya, membuat layanan e-mail yang
mudah diakses,murah, tidak ribet, dan sudah terintegrasi langsung dalam setiap
pembelian ponsel Nokia.
Untuk sementara, layanan Ovi Mail tersedia dalam empat
varian ponsel entry level Nokia terbaru, yakni Nokia 2330 classic, Nokia 2323
classic,Nokia 2700 classic,dan Nokia 2730 classic. Keempat perangkat dengan
harga di bawah Rp2 juta ini hadir dengan internet siap pakai, memberi
kesempatan bagi mereka yang belum memiliki e-mail untuk mengatur dan mulai
menggunakan akun e-mail pribadi (nama pengguna@ovi.com) langsung
dari ponsel.
Kemudahan melakukan setting e-mail di keempat handset
itu ditunjukkan Trisnawan Tjipto, Product Manager Nokia Indonesia, di Warung
Daun,Kebayoran Baru,Jakarta, Selasa (2/6). ”Hanya butuh waktu beberapa menit
untuk membuat akun di Ovi Mail,” ujar Trisnawan. ”Jadi kini seseorang bisa
berbalas e-maildi mana pun,sesuai pergeseran tren di mana mengakses e-mail tak
lagi harus di PC, tapi langsung melalui ponsel,” ia menambahkan.
Mengapa harus e-mail? Pertama, kata Trisnawan, e-mail
lebih murah karena biayanya diukur per kilobytes (kb). Sebuah e-mail yang
setara dengan 6-7 pesan pendek (SMS) hanya berbiaya 5 rupiah.Kedua, tentu saja
e-mailakan menjadi solusi kuat sebagai koneksi terhadap pengetahuan, informasi,
dan hiburan.Ketiga, e-mail memberikan keleluasaan dalam berkirim ataupun
menerima pesan, gambar,dan foto secara cepat.
Karena itu, Nokia tidak mainmain soal ini. Ke
depannya, Ovi Mail akan menjadi fitur standar di setiap ponsel Nokia.Ketika
empat ponsel terbaru tersebut hadir di wilayah entry level dengan platform
Series 40 (S40),itu karena Nokia sengaja menyasar mereka yang belum pernah atau
jarang menggunakan e-mail.
”Ponsel berplatform S40 masih terbesar di pasar Nokia.
Karena itu Ovi Mail akan jadi next big thing,”kata Trisnawan. Bagaimana dengan
mereka yang sudah terlanjur memiliki ponsel Nokia, bisakah menggunakan Ovi?
”Bisa dan support,tapi settingan- nya harus dilakukan secara manual,” ujar
Trisnawan. Selain melakukan edukasi lewat media, Ovi Mail juga akan diaktivasi
saat pengguna membeli ponsel Nokia agar bisa langsung digunakan.
Mudah dan Murah
Kehadiran Ovi Mail ini melengkapi layanan e-mail Nokia
yang sudah ada sebelumnya,seperti Nokia Messaging untuk push mail (mendorong
e-mail langsung ke ponsel). Jika push mail digunakan untuk menyaingi penetrasi
Black- Berry di ponsel high end, maka Ovi Mail ditujukan untuk mereka yang
kurang akrab dengan surat elektronik. Namun, apa saja fasilitas Ovi Mail? Ovi
Mail langsung diciptakan melalui ponsel dan sudah diproteksi dari spammaupun
virus.
Kapasitas simpan yang tersedia mencapai 1 GB.Fitur
drag and drop juga memudahkan pengaturan dan kustomisasi surat elektronik yang
masuk atau keluar. ”Bahkan, ada setting low bandwith untuk koneksi internet
yang lamban,” papar Trisnawan. Pengguna juga bisa langsung membuka
attachment,ataupun melakukan upload file atau gambar hingga 5 MB.
Meski karena keterbatasan teknologi S40,fasilitas
unduh (download) dibatasi hanya 100 kb. Nokia 2323 classic dan Nokia 2330
classic serupa tapi tak sama. Berada di kisaran harga Rp750.000- Rp800.000.
Nokia 2323 classic dilengkapi radio FM, GPRS, Bluetooth, dan browser internet.
Nokia 2330 lebih lengkap dengan tambahan kamera VGA.
Sementara Nokia 2700 classic dan 2730 classic bakal menjadi ponsel entry level
paling lengkap. Nokia 2700 sudah mampu menampung memori eksternal hingga 2GB,
kamera 2 MP, dan berwarna hitam mengkilat. Sebaliknya Nokia 2730 hadir dengan
keypad dof dan sudah dilengkapi akses internet 3G. Belum ada harga resmi untuk
keduanya,tapi diperkirakan di bawah Rp2 juta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar